Kemiskinan terjadi tatkala kekayaan suatu negara tidak terdistribusi secara adil kepada warga negara. Sebagian warga negara memiliki banyak aset, namun sebagiannya terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Para ekonom yang pro pasar mengatakan bahwa meningkatkan efisiensi pasar merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kemakmuran ekonomi. Adagiumnya : semakin besar peran pasar maka kian besar pula peran masyarakat dalam mengambil keputusan ekonomi secara rasional. Kebebasan yang tumbuh itu membangkitkan dinamika masyarakat dan merangsang kebutuhan akan kebebasan politik (Salim, 2008). Aliran ekonomi, baik aliran klasik (newklasik) yang dirintis oleh Adam Smith (1776) dan para pengikutnya, dan Keynes (new keynesian) (1930-an) juga menjadi induk dari ajaran ekonomi yang menganjurkan pasar sebagai alat untuk menciptakan kemakmuran ekonomi.
Meskipun begitu, realitas struktur perekonomian dunia, tak bisa munafik terjadinya ketimpangan sumber daya ekonomi di kalangan masyarakat internasional. Struktur perekonomian dewasa ini adalah minoritas penduduk makmur memiliki cukup banyak makanan, kekayaan, barang dan jasa untuk pemuas keinginan dan kebutuhan lainnya; berhadapan dengan mayoritas penduduk miskin yang kekurangan makanan, tinggal di gubuk tua, di kolong jembatan, di tengah hutan, dan di tempat rawan banjir dan longsor.
Dalam skala yang lebih kecil, perekonomian dunia juga dihadapkan atas high disparitas antarnegara utara – selatan, antar- penduduk kaya dan penduduk miskin, antar profesi-profesi, antar jabatan dan antar kelompok-kelompok personal yang memiliki bakat khusus dan yang tidak. Seperti antara penyanyi, pemain sepakbola, pemain basket, antaretnis dan suku dan lain-lain. Spase antara makmur-miskin yang tinggi pada akhirnya menimbulkan bencana kemanusiaan, seperti : kelaparan, gizi buruk, kebodohan dan penindasan terstruktur pada suatu bangsa
Persoalan pokok dalam penyerapan angkatan kerja pada adalah tingkat investasi yang rendah dan rendahnya kenaikan output nasional. Kegiatan impor ternyata mampu menjaga sektor industri dalam negeri dan memberikan kontribusi yang cukup memadai untuk menyerap angkatan kerja, khususnya pada jenis industri yang padat karya. Disarankan agar kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah, khususnya pada aktivitas impor:
1. Perlu kemudahan impor untuk bahan-bahan penolong bidang industri makanan dan minuman karena mampu menyerap lapangan kerja yang banyak dalam kegiatan industri dan perdagangan
2. Pemerintah perlu mendorong agar kebutuhan bahan baku industri bisa diproduksi di dalam negeri sehingga ketergantungan atas input luar negeri bisa dikurangi khususnya pada produk makanan, bahan bakar dan bahan olahan industri sehingga kesempatan kerja pada bidang industri akan lebih terbuka.
3. Pemerintah perlu mendorong dan membangkitkan kegiatan usaha pada sektor riil sehingga pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan sebagai usaha untuk mengurangi tingkat pengangguran
Minggu, 31 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar